Sabtu, 17 Desember 2011

Ekstraksi Vakum

Definisi
1.      Ibu dengan tujuan mempersingkat kala II, misalnya ibu dengan penyakit jantung kompensasi, penyakit paru-paru fibrotic, dilakukan pada:
a.       Kala II yang memanjang
b.      Pada saat ibu merasa lebih dan tidak mampu mengejan dengan efektif
2.      Janin: gawat janin.
Memutar presentasi oksiput posterior menjadi oksiput anterior
Indikasi
ž  Kelelahan ibu
ž  Partus tidak maju
ž  Gawat janin yang ringan
ž  Toksemia gravidarum
ž  Ruptura uteri iminens
ž  Untuk mempersingkat kala II pada ibu-ibu yang tidak boleh mengejan lama seperti ibu-ibu yang  menderita  vitium kordis, anemia, tuberkulosis paru, asma bronkial dll

Komplikasi
1.      Ibu
a.       Trauma jalan lahir
b.      Infeksi
c.       Perdarahan
2.      Janin
a.       Ekskoriasi kulit kepala
b.      Sefalhematoma
c.       Subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat diabsorpsi tubuh janin. Bagi janin yang mempunyai fungsi hepar yang belum matur, dapat menimbulkan ikterus neonatorum yang agak berat.


Alat-alat yang dipakai VE
Ø  Satu botol vakum dengan  manometer
Ø  Beberapa mangkuk (mangkok terbuat dari besi) dengan diameter 30,40,50 dan 60 mm
Ø  Selang karet
Ø  Rantai besi
Ø  Pompa tangan
Ø  Alat penarik khusus
Ø  Saat ini sudah ada alat vakum ekstraktor elektriks yang akan memudahkan pemakaiannya
Kelebihan
q  Dapat dipergunakan pada
1.      pembukaan servix uteri belum lengkap dengan menggunakan vakum ekstraktor maka pembukaan servix dapat dipercepat secara mekanis. Sebaiknya ekstraksi vakum baru dilakukan pada pembukaan servix uteri sekurang-kurangnya  7 cm
2.      pada kepala janin belum turun
q  Tidak memerlukan anastesi umum
q  Komplikasi pada janin maupum ibu lebih sedikit
Kekurangan
q  Waktu untuk melahirkan janin lebih lama dari ekstraksi forceps ( lebih dari 6 menit)
q  Ekstraksi vakum tidak dapat dipergunakan pada :
            =          letak muka
            =          gawat janin yang berat
            =          selaput suksedaneum yang sudah besar
            =          kepala menyusul (after coming head) pada letak        sungsang
            =          disproporsi sefalo -servix 

 
Pemasangan Ekstraksi Vakum















ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian pada ibu dengan ekstraksi vakum
1.      Sirkulasi
Peningkatan tekanan darah dapat menandakan ansietas atau hipertensikarena kehamilan. Penurunan tekanan darah dapat menandakan hipotensi atau dehidrasi.
2.      Makanan dan cairan
Penurunan berat badan ibu 2,5-3 kg dapat dihubungkan dengan pasca maturasi atau penurunan berat badan janin.
3.      Neurosensori
Reflex tendon mungkin cepat 3+ pada hipertensi karena kehamilan adanya klonus menandakan eksitabilitas berat.
4.      Nyeri, ketidak nyamanan
Palpasi uterus dapat menunjukan pola kontraksi.
5.      Keamanan
a.       Dapat mengalami pecah ketuban spontan tanpa kontraksi(pada atau mendekati aterm).
b.      Meningkatkan suhu jika terjadi infeksi pada pecah ketuban yang sudah lama.
c.       Djj mungkin lebih dari 160 kali permenit bila preterm, hipoksia atau septic. Ukuran janin dapat menandakan penurunan BB atau kematian janin.
d.      Cairan amnion kehijauan menandakan distress janin pada presentasi vertek.

6.      Seksualitas
a.       Persalinan yang tergesah-gesah atau cepat pada kehamilan sebelumnya.
b.      Serviks mungkin matang.
c.       Adanya darah pada saat dilatasi.
Pemeriksaan Diagnostik
1.      Hitung darah lengkap dengan diferensial, menandakan adanya anemia dan infeksi serta tingkat hidrasi.
2.      Urinalisis menunjukan infeksi traktus urinalius, protein atau glukosa.
3.      USG menentukan usia gestasi, ukuran janin, adanya gerakan jantung janin, dan lokasi plasenta.
4.      Pelvimetri, mengidentifikasi disproposi CPD atau posisi janin.
Diagnose Keperawatan
1.      Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar )mengenai prosedur yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal sumber informasi.
2.      Ketakutan (ansietas) yang berhubungan dengan krisis situasi, ancaman yang dirasakan pada ibu atau janin, penyimpangan yang tidak diantisipasi dari harapan.
3.      Resiko tinggi terhadap janin yang berhubungan dengan persalinan yang lama, malpresentasi janin, abnormalitas pelvis ibu, dan efek merugikan terhadap intervensi teraupetik.
4.      Resiko tinggi defisi volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan vascular berlebihan.
5.      Kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan kemajuan cepat dari persalinan: kurang peralatan yang diperlukan.
6.      Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan invasive berulang, trauma jaringan, persalinan lama, atau pecah ketuban.




Intervensi Keparawatan
Diagnosis 1:
Resiko tinggi cedera terhadap janin yang berhubungan dengan persalinan yang lama, malpresentasi janin, abnormalitas pelvis ibu, dan efek merugikan terhadap intervensi teraupetik.
Tujuan               : cedera terhadap janin tidak terjadi.
Kriteri hasil       : menunjukkan denyut jantung dalam batas normal, berpartisipasi dalam intervensi untuk memperbaiki pola persalinan.
Diagnosis 2:
Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan invasif berulang, trauma jaringan, persalinan lama, atau pecah ketuban.
Tujuan                         : Tanda-tanda infeksi (REEDA) tidak terjadi (pembengkakan, peningkatan suhu, kemerahan, nyeri).
Kriteria hasil    : tanda infeksi pada tindakan invasif tidak terjadi
Intervensi
Rasional
mandiri
a.
Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai dengan indikasi
a.
Peningkatan suhu 38,3oC dalam waktu 4 jam pertama sangat menandakan infeksi
b.
Observasi, catat dan laporkan tanda-tanda adanya infeksi yang meliputi penungkatan suhu, edema dan kotor pada luka
b.
Untuk mengetahui secara dini adanya infeksi pada luka
kolaborasi
a.
Anjurkan untuk diet nutrisi dengan tinggi protein dan vitamin C
a.
Protein dan vitamin C dapat memudahkan perbaikan dan pertumbuhan jaringan
b.
Kolaborasi dalam pemberian therapy antibiotik sesuai dengan intruksi dokter
b.
Antibiotik mencegah penyebaran kuman dan membunuh kuman-kuman patogens ke jaringan sekitar

Diagnosis 3:
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai prosedur yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal sumber informasi kesalahan interprestasi informasi.
Tujuan             : Pengetahuan klien meningkat
Kriteria hasi     : Klien mengungkapkan pemahaman tentang informasi yang diberikan.

Intervensi
Rasional
a.
Kaji kesiapan dan motivasi klien untuk belajar
a.
Periode post partum dapat menjadi pengalaman positif bila kesempatan penyuluhan diberikan untuk membantu mengembangkan pertumbuhan dan maturasi serta kompetisi
b.
Berikan rencana penyuluhan tertulis
b.
Membantu menjamin kelengkapan informasi yang diterima orang tua dan anggota staf, menurunkan konfusi yang menyebabkan konflik

Implementasi Keperawatan






Evaluasi Keperawatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar